Proses Imbibisi
Proses
imbibisi dipengaruhi oleh susunan kimiawi kulit dan cadangan makanan benih,
umur benih, tekanan osmosis air, permeabilitas kulit beih dan suhu. Laju
imbibisi pada awal proses imbibisi berlangsung relative cepat hingga sampai
pada titik tertentu laju ini akan menurun (Kuswanto, 1996).
Pada hakikatnya osmosis adalah
suatu proses difusi. Para ahli kimia mengatakan bahwa osmosis adalah difusi
dari setiap pelarut melalui suatu selaput yang permeable secara
differensial.membran sel yang meloloskan molekul tertentu, tetapi menghalangi
molekul ion disebut permeable secara diferensial. Pelarut universal adalah air (Kimball,
1983).
Air merupakan suatu molekul yang
sederhana, terdiri dari 1 atom oksigen dan 2 atom hydrogen, sehingga berat
molekulnya hanya 18g/mol. Terlepas dari kesederhanaannya kompisisi atom
penyusunnya dan ukuran molekulnya, air merupakan dan mempunyai beberapa
karakteristik yang unik. Karakteristik tersebut disebabkan karena rangkaian
kedua atom H pada atom O tidak membentuk garis lurus. Rangkaian ini membentuk
sudut 105o. besarnya sudut ini selalu sama jika air dalam bentuk padat (es),tetapi
agar bervariasi jika air dalam bentuk cair. Walaupun rata-rata besarnya sudut
tetap 105o (Lakitan, 1998).
Imbibisi merupakan penyusupan
atau penyerapan air dengan ruangan antar dinding selnya akan mengembang,
masuknya air pada biji saat berkecambah dan biji serealia yang direndam pada
beberapa jam (Pandey dan Sunha, 1995). Imbibisi merupakan penyusupan
atau peresapan air dengan ruangan antar dinding sel, sehingga dinding selnya
akan mengembang, masuknya air pada biji saat berkecambah dan biji serealia yang
direndam pada beberapa jam
(Pandey
dan Sunha, 1995).
Proses perkecambahan benih
merupakan suatu rangkaian kompleks dari perubahan morfologi, fisiologi, dan
biokimia. Tahap pertama suatu perkecambahan benih dimulai dengan proses
penyerapan air benih, melunaknya kulit benih dan hidrosi dari protoplasma.
Tahap kedua dimulai dengan kegiatan-kegiatan sel dan enzim-enzim serta naiknya
tingkat respirasi benih tahap ketiga merupakan tahap dimana terjadi penguraian
bahan-bahan seperti karbohidrat, lemak dan protein menjadi bentuk-bentuk yang
melarut dan ditranslokasikan ke titik tumbuh. Tahap keempat adalah asimilasi
dari bahan-bahan yang telah diuraikan tadi di daerah meristematik untuk
menghasilkan energy bagi kegiatan oembentukan komponen dan pertumbuhan sel-sel
baru. Tahap kelima adalah pertumbuhan kecambah melalui proses pembelahan,
pembesaran, dan pembagian sel-sel (Sutopo, 1998).
Air yang cukup selam proses
imbibisi dan perkecambhan dan air tersebut dapat mencapai embryo dan
endosperm/daun lembaga. Hal ini terjadi karena air tersebut dapat mencapai
melalui kulit benih serta air tersedia disekitar benih (around) dan berhubungan
dengan benih (Vicinity) (Lakitan, 1998). Penyerapan air oleh benih yang
terjadi pada tahap pertama biasanya berlangsung sampai jaringan mempunyai
kandungan air 2% sampai 90% dan akan mengikat lagi pada saat munculnya radicle
sampai jaringan penyimpanan dan kecambah yang sedang tumbuh mempunyai kandungan
air 90% (Wilkins, 1994).
Sebagai pelarut zat-zat pada
makanan dalam tubuh ialah air. Oleh karena itu osmosis yang terjadi ialah
proses perpindahan air melalui membrane sel. Perpindahan air berlangsung dari
larutan yang encer kedalam larutan yang lebih pekat dan terjadi tekanan dari
zat cair yang disebut tekanan osmosis. Sel dalam tubuh dikelilingi oleh cairan
tertentu yang mempunyai tekanan osmosis yang sama dengan plasma sel. Dalam hal
ini kedua cairan itu disebut isotonik (Poedjiadi dan Supriyanti, 2009).
Benih dengan kadar iar dibawah
sepuluh persen akan dapat bertahan lebih lama apabila CO2 pada udara
disekelilingi benih tersebut kenyataannya lebih tinggi daripada O2 pada udara
itu. Benih dengan kadar air diatas 14% akan lebih pendek umurnya karena uap air
disekeliling benih itu akan menurunkan O2 nya dan menaikkan CO2 pada udara itu (Milthorpe dan Moorby, 1988).
Walaupun air dapat bertindak
sebagai pereaksi (reaktan) atau sebagai produk suatu reaksi kimia, tetapi yang
lebih penting adalah air menciptakan lingkungan yang memungkinkan untuk
berlangsungnya berbagai reaksi biokimia dalam sel tumbuhan (Lakitan, 2008).
Untuk mengukur atau
memperkirakan kadar air benih pada tiap kelembapan relatif, lazimnya
dimanfaatkan gambaran grafis dari hubungan antara kadar air benih dan lembab
relatif lingkungannya pada suatu waktu, pada suhu yang konstan (Hygroscopic
Equilibrium Curve) yang disebut isothermal absorpsi. Kurva-kurvanya ditetapkan
dengan cara mengukur absorpsi atau desorbsi pada kelembapan relatif yang
berurutan (Kartasapoetra, 2004).
Perlu diingat bahwa struktur
dinding sel dan membrane sel berbeda. Membran memungkinkan molekul air melintas
lebih cepat paripada unsur terlarut. Dinding sel primer biasanya sangat
permeable terhadap keduanya.memang membrane sel tumbuhan memungkinkan
berlangsungnya osmosis., tetapi dinding sel yang tegar itulah yang menimbulkan
tekanan sel (Salisbury dan Ross, 1995).
No comments:
Post a Comment