Sunday, November 23, 2014

Proses Imbibisi

Proses Imbibisi
                Proses imbibisi dipengaruhi oleh susunan kimiawi kulit dan cadangan makanan benih, umur benih, tekanan osmosis air, permeabilitas kulit beih dan suhu. Laju imbibisi pada awal proses imbibisi berlangsung relative cepat hingga sampai pada titik tertentu laju ini akan menurun (Kuswanto, 1996).
               Pada hakikatnya osmosis adalah suatu proses difusi. Para ahli kimia mengatakan bahwa osmosis adalah difusi dari setiap pelarut melalui suatu selaput yang permeable secara differensial.membran sel yang meloloskan molekul tertentu, tetapi menghalangi molekul ion disebut permeable secara diferensial. Pelarut universal adalah air (Kimball, 1983).
               Air merupakan suatu molekul yang sederhana, terdiri dari 1 atom oksigen dan 2 atom hydrogen, sehingga berat molekulnya hanya 18g/mol. Terlepas dari kesederhanaannya kompisisi atom penyusunnya dan ukuran molekulnya, air merupakan dan mempunyai beberapa karakteristik yang unik. Karakteristik tersebut disebabkan karena rangkaian kedua atom H pada atom O tidak membentuk garis lurus. Rangkaian ini membentuk sudut 105o. besarnya sudut ini selalu sama jika air dalam bentuk padat (es),tetapi agar bervariasi jika air dalam bentuk cair. Walaupun rata-rata besarnya sudut tetap 105o (Lakitan, 1998).
               Imbibisi merupakan penyusupan atau penyerapan air dengan ruangan antar dinding selnya akan mengembang, masuknya air pada biji saat berkecambah dan biji serealia yang direndam pada beberapa jam (Pandey dan Sunha, 1995). Imbibisi merupakan penyusupan atau peresapan air dengan ruangan antar dinding sel, sehingga dinding selnya akan mengembang, masuknya air pada biji saat berkecambah dan biji serealia yang direndam pada beberapa jam
(Pandey dan Sunha, 1995).
               Proses perkecambahan benih merupakan suatu rangkaian kompleks dari perubahan morfologi, fisiologi, dan biokimia. Tahap pertama suatu perkecambahan benih dimulai dengan proses penyerapan air benih, melunaknya kulit benih dan hidrosi dari protoplasma. Tahap kedua dimulai dengan kegiatan-kegiatan sel dan enzim-enzim serta naiknya tingkat respirasi benih tahap ketiga merupakan tahap dimana terjadi penguraian bahan-bahan seperti karbohidrat, lemak dan protein menjadi bentuk-bentuk yang melarut dan ditranslokasikan ke titik tumbuh. Tahap keempat adalah asimilasi dari bahan-bahan yang telah diuraikan tadi di daerah meristematik untuk menghasilkan energy bagi kegiatan oembentukan komponen dan pertumbuhan sel-sel baru. Tahap kelima adalah pertumbuhan kecambah melalui proses pembelahan, pembesaran, dan pembagian sel-sel (Sutopo, 1998).
               Air yang cukup selam proses imbibisi dan perkecambhan dan air tersebut dapat mencapai embryo dan endosperm/daun lembaga. Hal ini terjadi karena air tersebut dapat mencapai melalui kulit benih serta air tersedia disekitar benih (around) dan berhubungan dengan benih (Vicinity) (Lakitan, 1998). Penyerapan air oleh benih yang terjadi pada tahap pertama biasanya berlangsung sampai jaringan mempunyai kandungan air 2% sampai 90% dan akan mengikat lagi pada saat munculnya radicle sampai jaringan penyimpanan dan kecambah yang sedang tumbuh mempunyai kandungan air 90% (Wilkins, 1994).
               Sebagai pelarut zat-zat pada makanan dalam tubuh ialah air. Oleh karena itu osmosis yang terjadi ialah proses perpindahan air melalui membrane sel. Perpindahan air berlangsung dari larutan yang encer kedalam larutan yang lebih pekat dan terjadi tekanan dari zat cair yang disebut tekanan osmosis. Sel dalam tubuh dikelilingi oleh cairan tertentu yang mempunyai tekanan osmosis yang sama dengan plasma sel. Dalam hal ini kedua cairan itu disebut isotonik (Poedjiadi dan Supriyanti, 2009).
               Benih dengan kadar iar dibawah sepuluh persen akan dapat bertahan lebih lama apabila CO2 pada udara disekelilingi benih tersebut kenyataannya lebih tinggi daripada O2 pada udara itu. Benih dengan kadar air diatas 14% akan lebih pendek umurnya karena uap air disekeliling benih itu akan menurunkan O2 nya dan menaikkan CO2  pada udara itu (Milthorpe dan Moorby, 1988).
               Walaupun air dapat bertindak sebagai pereaksi (reaktan) atau sebagai produk suatu reaksi kimia, tetapi yang lebih penting adalah air menciptakan lingkungan yang memungkinkan untuk berlangsungnya berbagai reaksi biokimia dalam sel tumbuhan (Lakitan, 2008).
               Untuk mengukur atau memperkirakan kadar air benih pada tiap kelembapan relatif, lazimnya dimanfaatkan gambaran grafis dari hubungan antara kadar air benih dan lembab relatif lingkungannya pada suatu waktu, pada suhu yang konstan (Hygroscopic Equilibrium Curve) yang disebut isothermal absorpsi. Kurva-kurvanya ditetapkan dengan cara mengukur absorpsi atau desorbsi pada kelembapan relatif yang berurutan (Kartasapoetra, 2004).
               Perlu diingat bahwa struktur dinding sel dan membrane sel berbeda. Membran memungkinkan molekul air melintas lebih cepat paripada unsur terlarut. Dinding sel primer biasanya sangat permeable terhadap keduanya.memang membrane sel tumbuhan memungkinkan berlangsungnya osmosis., tetapi dinding sel yang tegar itulah yang menimbulkan tekanan sel (Salisbury dan Ross, 1995).

No comments:

Post a Comment